Senin, 25 Agustus 2014

ERAT LONGGARNYA IKATAN ANTAR ANGGOTA: PAGUYUBAN DAN PATEMBAYAN


v Paguyuban (gemeinschaft)
Paguyuban atau gemeinschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan batin yang murni, bersifat alamiah, dan kekal. Ciri-ciri kelompok paguyuban :
·         Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
·         Hubungan antar anggota bersifat informal
v  Tipe paguyuban
·         Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood)
Kelompok genealogis adalah kelompok yang terbentuk berdasarkan hubungan sedarah. Kelompok genealogis memiliki tingkat solidaritas yang tinggi karena adanya keyakinan tentang kesamaan nenek moyang.
Contoh: keluarga, kelompok kekerabatan.
·         Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place)
Komunitas adalah kelompok sosial yang terbentuk berdasarkan lokalitas. Contoh: Beberapa keluarga yang berdekatan membentuk RT(Rukun Tetangga), dan selanjutnya sejumlah Rukun Tetangga membentuk RW (Rukun Warga).
·         Paguyuban karena ideologi (gemeinschaft of mind)
Contoh: partai politik berdasarkan agama.

v  Ciri pokok paguyuban : 
1. Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2. Private : hubungan yang bersifat pribadi
3. Exclusife : hubungan tersebut hanya untuk "kita" saja tidak untuk orang lain diluar "kita"

v  Ciri-ciri kelompok paguyuban :
- terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
- hubungan antar anggota bersifat informal

Ø Patembayan (gesellschaft)
Patembayan atau gesellschaft adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya memiliki ikatan lahir yang pokok untuk jangka waktu yang pendek. Ciri-ciri kelompok patembayan :
·         hubungan antaranggota bersifat formal
·         memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
·         memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
·         lebih didasarkan pada kenyataan social
Contoh: ikatan antara pedagang, organiasi dalam suatu pabrik atau industri.

Ø perbedaan masyarakat paguyuban dengan patembayan:
Masyarakat paguyuban adalah masyarakat dengan sistem hubungan masyarakat yang bukan berdasarkan motif ekonomi. Rukun tetangga, rukun warga, perkumpulan ibu-ibu senam aerobik tingkat RW, klub badminton bapak-bapak, kegiatan karang taruna.
Masyarakat patembayan adalah masyarakat dengan sistem hubungan masyarakat yang justru berdasarkan motif ekonomi. Perseroan Terbatas adalah salah satu contohnya.
Ø Perbedaan Gemeinschaft dan Gesellschaft

Gemeinschaft
Gesellschaft
Adanya hubungan perasaan kasih sayang
Hubungan antaranggota bersifat formal
Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
Memiliki orientasi ekonomi dan tidak kekal
Tidak suka menonjolkan diri
Memperhitungkan nilai guna (utilitarian)
Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
Lebih didasarkan pada kenyataan sosial
Terdapat ikatan batin yang kuat antaranggota
Hubungan antaranggota bersifat informal


Senin, 11 Agustus 2014

Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS), Mahakarya Politik Mujahidin


Daulah Islam Irak dan Syam (Selanjutnya disingkat dengan kependekan versi bahasa Inggrisnya, ISIS) menjadi fenomena yang menarik di pembukaan penanggalan masehi, tahun 2014. Ratusan pendatang yang berkaitan dengan ISIS disikat habis, hingga menculik dan memperkosa wanita-wanitanya.
Alasannya adalah ISIS sebagai salah satu elemen perjuangan Suriah merupakan elemen yang dituding paling brutal. Dituduh paling takfiri, ‘keblasuk’ pemahaman khawarij, mujrim, suka membunuh sembarangan dan lain sebagainya. Hingga akhirnya insiden pembantaian terhadap para muhajirin yang bergabung ke ISIS, yang dianggap sebagai hukuman dari brigade-brigade lain, menjadi topik perhatian khusus.
Hingga akhirnya beberapa media Islam di Indonesia mengangkat secara ramai terhadap ISIS. Pembelaan ini sangat wajar. Sebab di mata media-media ini, kejahatan brigade (yang banyak diidentifikasi sebagai kelompok kriminal) yang menyerang ISIS ini sudah kelewatan. Secara khusus, mereka hanya menargetkan muhajirin dan muhajirat yang bergabung. Mereka tidak berani secarahead to head ‘mengadili’ kombatan lokal ISIS.
Kemudian muncullah sebuah masukan, bahwa lebih baik media-media Islam fokus kembali ke perlawanan Syiah, dengan alasan kejadian semacam ini sudah ‘di-setting’. Entah si empunya masukan tidak paham, atau menganut paham yang lain, masukan ini akhirnya membuahkan inspirasi bagi penulis memberikan sedikit opininya untuk menunjukkan bahwa pembelaan kepada ISIS (pembelaan yang bagi sebagian orang terlihat ‘lebay’), adalah pembelaan yang sewajarnya.
Hasil Obrolan Politik Para Pakar JihadLahirnya Daulah Islam Irak, berikut ISIS, merupakan keputusan taktis yang sifatnya politik. Politik macam ini merupakan politik yang halal dan terang benderang kehalalannya. Tidak ada perdebatan bahwa mendirikan daulah dengan jalan musyawarah ini adalah sah, meskipun masalah wajib atau tidaknya baiat kepada amirnya bisa dibicarakan nanti dan tidak akan dibahas di sini.
Mujahidin dari zaman ke zaman di berbagai front telah merasakan ‘getahnya’. Setelah berjuang di front tertentu, mereka dicap sebagai teroris. Dikejar-kejar di sana-sini oleh aparat lokal maupun internasional merupakan cerita yang lumrah dari front internasional semacam Bosnia, Afghanistan, Moro, hingga front lokal semacam Poso dan Ambon.
‘Kegagalan’ masa lalu rupanya membuat mujahidin era masa kini menyimpulkan ijtihad politiknya. Dan hal ini sejalan dengan semacam pembahasan yang dipopulerkan dengan embel-embel teori jihad dan politik jihad yang banyak didengungkan beberapa waktu lalu hingga akhir-akhir ini di Indonesia, serta banyak dilakukan bedah buku untuknya.
Urgensi ungkapan politik dalam jihad ini secara gamblang disebutkan oleh Hazim Al-Madani, yang tulisannya tentang  politik dalam jihad sudah banyak diterjemahkan di Indonesia. Berikut pernyataan tersebut:
“Kita asyik dengan pertarungan militer, sukses menempa jiwa ikhlas, dan berhasil menghidupkan kecintaan mati syahid. Tapi kita lalai memikirkan kekuasaan (politik), sebab kita tak sepenuh hati menggelutinya. Kita masih memandang bahwa politik adalah barang najis. Hasilnya, kita sukses mengubah arah angin kemenangan dengan pengorbanan yang mahal, hingga menjelang babak akhir saat kemenangan siap dipetik, musuh-musuh melepaskan tembakan “rahmat”  kepada kita – demikian kosa kata yang biasa mereka gunakan – untuk menjinakkan kita.” (Dikutip dari Refleksi Jihad Aceh, elhakimi.wordpress.com)
****
Proses terjadinya ‘kegagalan’ politik dalam jihad ini dapat dimodelkan sebagai berikut:
Aktivitas Jihadis Lokal   –> Beraktivitas Jihadi di Front  –> Pulang Kampung Jadi BuronModel seperti di atas tentunya hanya berlaku bagi mereka-mereka aktivis Islam yang digelari sebagai teroris. Atau lebih sopannya lagi, mereka dalam sudut pandangan harokah disebut sebagai jihadis.
Ansyad Mbai (dengan BNPT) sebagai salah satu contoh eksistensi proyek de-jihadisasi telah membuktikan hal ini. Menurut pensiunan petinggi kepolisian ini, mereka yang cinta berjihad dan membela muslimin di Suriah, untuk kemudian pulang lagi ke Indonesia, layak diwaspadai.
“Bahayanya mereka di sana ikut pelatihan. Persis seperti situasi di Afghanistan,” kata Kepala BNPT Ansyad Mbai di Jakarta, Kamis (19/12/2013). ”Kita harus antisipasi, mereka pulang dengan kemampuan perang, mereka bisa tingkatkan aksi terornya di kita,” ujarnya.
Sedangkan seorang mujahid sejati tentunya memiliki sikap seperti yang diibaratkan oleh Syaikh Jihad Modern, DR. Abdullah Azzam. “Sungguh teramat sulit bagi hatiku untuk meninggalkan manusia – manusia yang menuliskan sejarah dengan darah, tinggal bersama mereka mampu untuk memperbaharui hidupku, dan jauh dari mereka seakan akan aku mati, saya dan jihad adalah bagaikan ikan dengan laut atau bagaikan ikan dengan air, sesungguhnya ikan tidak akan bisa hidup diluar air, begitu juga jiwaku dan ruhku tidak akan bisa merasakan nikmatnya kehidupan kecuali didalam medan pertempuran.” begitu mujahid Afghanistan ini mengumpamakan.
****
Bisa dipastikan bahwa pembahasan politik dalam jihad yang banyak dimaksud akhir-akhir ini salah satunya terkait dengan nasib mujahidin yang (maaf) seperti luntang-lantung dan pengangguran. Aktivitas mereka dalam masa pengangguran yang berbahaya bagi penguasa (yang kebanyakan merupakan perpanjangan tangan dari kekuatan kafir internasional), akhirnya membawa mereka dalam ‘kegagalan’.
Tidak jarang ‘kegagalan’ ini berlarut-larut dan membuahkan cibiran serta isolasi dari sesama aktivis, atau bahkan sesama pengaku jihadis. Maka keberadaan ijtihad politik yang kini berada di pusaran konflik Syam merupakan sesuatu hal yang legitimate dan perlu didukung. Sebab terbukti sistem yang diterapkan ISIS ini menetapkan ketiadaan batas-batas nasionalisme. Secara garis besar hanya Islam!
Amaliyat dalam bentuk sekecil mungkin, dalam bentuk yang paling sederhana seperti lonely wolf, sebenarnya merupakan tindakan politis dari setiap pelakunya. Tentunya bekal pengetahuan yang dimiliki setiap komponen berbeda-beda. Namun tindakan sekecil ini tetap saja merupakan sebuah ekspresi politik. Sebab sudah mafhum dalam dunia politik, bahwa sikap untuk tidak berpolitik pada hakikatnya adalah sebuah sikap politik juga.
Oleh sebab itu, dari latar belakang pendirinya, keadaan mujahidin yang perlu melakukan tindakan politik, dan faktor-faktor lainnya, maka eksistensi ISIS adalah sangat legal dan patut didukung. Mereka yang mengaku bagian dari jihadis, atau yang mengaku seperjuangan dari gerakan jihad internasional, seharusnya tak ada udzur untuk tidak mendukung sepenuhnya eksistensi ISIS.
Wallahu a’lam.-

Siapa Yang Membiayai ISIS?

Setelah merebut kota Mosul di utara Irak, ISIS didaulat sebagai kelompok teroris paling kaya di dunia dengan dana jihad diperkirakan sekitar 2 miliar US Dollar. Dari mana uang tersebut berasal?
ISIS ISIL Shakir Waheib Terror Irak
Sekitar 500 miliar Dinar atau setara dengan 5 Triliyun Rupiah lenyap dari Bank Sentral Irak cabang Mosul ketika gerilyawan ISIS merebut kota di utara tersebut. Pengamat meyakini, kelompok Islam militan itu kini mengantongi dana jihad sebesar dua miliar US Dollar. Dari mana uang sebesar itu berasal, hingga kini belum jelas.

Pemerintah Irak menuding Arab Saudi mendukung perang yang dilancarkan ISIS. "Kami menanggap Arab Saudi bertanggungjawab," atas dukungan finansial dan moral yang didapat ISIS, kata Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Selasa (17/6).

Amerika Serikat yang juga sekutu dekat Riyadh menepis tudingan sang perdana menteri. Ucapannya itu "tidak tepat dan menghina," kata Jen Psaki, Jurubicara Kementrian Luar Negeri AS di Washington.

Duit dari Teluk?

"Tidak ada bukti kuat yang melandaskan keterlibatan pemerintahan sebuah negara dalam pembentukan dan pendanaan ISIS sebagai organisasi," kata Charles Lister, Peneliti di Brookings Doha Centre.

Sebaliknya Günter Meyer yang memimpin Pusat Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman, tidak meragukan adanya kucuran uang dari negeri jiran. "Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab," kata Meyer.

Kepentingan negara-negara teluk bermazhab Sunni pada keberadaan ISIS sejatinya untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Basyar Assad di Suriah, lanjut Meyer. Sepertiga penduduk Suriah termasuk golongan Sunni. Sementara negeri di tepi Golan itu dipimpin oleh minoritas Syiah Alawiyah.

Peran Arab Saudi

Saat ini pemerintah Arab Saudi pun menyadari bahaya yang ia tuai. "Penduduk Arab Saudi mewakili kelompok terbesar di antara gerilyawan ISIS. Jika mereka pulang, akan muncul ancaman bahwa mereka lantas merongrong pemerintah di Riyadh," kata Meyer.
ENG Map ISIS in Iraq and Syria
Peta wilayah yang dikuasai ISIS di Irak dan Suriah
Menurutnya aman untuk berasumsi bahwa kucuran dana dari Arab Saudi akan terus berlanjut, "bukan dari pemerintah, tapi dari penduduk yang kaya."
Sumber dana kedua buat ISIS adalah ladang minyak di utara Suriah. "ISIS memahami untuk segera menguasai sumber rejeki ini. Mereka membawa minyak mentah ke perbatasan Turki untuk kemudian dijual," ujar Meyer.

Senjata Berkualitas dari Pasar Internasional

Serupa dengan pendapat Charles Listeri dari Brookings Doha Center. Menurutnya ISIS mampu membiayai sendiri operasi militernya. "ISIS berupaya membangun jaringan di antara penduduk untuk mengamankan kucuran dana sumbangan." Sebagai contoh ia menyebut pemerasan sistematis di Mosul.

"Yang dijadikan sasaran adalah pengusaha kecil atau juga perusahaan besar, dan jika isunya benar bahkan pemerintah setempat," kata Lister. "Selain itu diduga organisasi ini mengambil uang pajak di kawasan yang dikuasainya, misalnya di Raqqa, timur laut Suriah.

ISIS, menurut Meyer, akan menggunakan uang tersebut untuk membeli persenjataan. Ketika merebut kota Mosul, kelompok teror itu juga menyita senjata dan kendaraan lapis baja buatan Amerika Serikat. "Dengan uang yang ada, mereka akan mudah membeli senjata berkualitas di pasar internasional."

APA SYIAH ITU ?

Syiah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syiah merupakan salah satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam.
Sedangkan yang dimaksud dengan aliran sempalan dalam Islam adalah aliran yang ajaran-ajarannya menyempal atau menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, atau dalam bahasa agamanya disebut Ahli Bid’ah.
Selanjutnya oleh karena aliran-aliran Syiah itu bermacam-macam, ada aliran Syiah Zaidiyah ada aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariah ada aliran Syiah Ismailiyah dll, maka saat ini apabila kita menyebut kata Syiah, maka yang dimaksud adalah aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariah yang sedang berkembang di negara kita dan berpusat di Iran atau yang sering disebut dengan Syiah Khumainiyah.
Hal mana karena Syiah inilah yang sekarang menjadi penyebab adanya keresahan dan permusuhan serta perpecahan didalam masyarakat, sehingga mengganggu dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa kita.
Tokoh-tokoh Syiah inilah yang sekarang sedang giat-giatnya menyesatkan umat Islam dari ajaran Islam yang sebenarnya.


Apa arti kata Syiah menurut bahasa ?


Kata Syiah berasal dari bahasa Arab yang artinya pengikut, juga mengandung makna pendukung dan pecinta, juga dapat diartikan kelompok.
Sebagai contoh : Syiah Muhammad artinya pengikut Muhammad atau pecinta Muhammad atau kelompok Muhammad.
Oleh karena itu dalam arti bahasa, Muslimin bisa disebut sebagai Syiahnya Muhammad bin Abdillah SAW dan pengikut Isa bisa disebut sebagai Syiahnya Isa alaihis salam.
Kemudian perlu diketahui bahwa di zaman Rasulullah SAW Syiah-syiah atau kelompok-kelompok yang ada sebelum Islam, semuanya dihilangkan oleh Rasulullah SAW, sehingga saat itu tidak ada lagi Syiah itu dan tidak ada Syiah ini.
Hal mana karena Rasulullah SAW diutus untuk mempersatukan umat dan tidak diutus untuk membuat kelompok-kelompok atau syiah ini syiah itu.
Allah berfirman :
 
     واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا         ( العمران:١۰٣)


“ Dan berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kalian bercerai berai (berkelompok-kelompok).”

Tapi setelah Rasulullah SAW wafat, benih-benih perpecahan mulai ada, sehingga saat itu ada kelompok-kelompok atau syiah-syiah yang mendukung seseorang, tapi sifatnya politik.
Misalnya sebelum Sayyidina Abu Bakar di baiat sebagai Khalifah, pada waktu itu ada satu kelompok dari orang-orang Ansor yang berusaha ingin mengangkat Saad bin Ubadah sebagai Khalifah. Tapi dengan disepakatinya Sayyidina Abu Bakar menjadi Khalifah, maka bubarlah kelompok tersebut.
Begitu pula saat itu ada kelompok kecil yang berpendapat bahwa Sayyidina Ali lebih berhak menjadi Khalifah dengan alasan karena dekatnya hubungan kekeluargaan dengan Rasulullah SAW. Tapi dengan baiatnya Sayyidina Ali kepada Khalifah Abu Bakar, maka selesailah masalah tersebut.
Oleh karena dasarnya politik dan bukan aqidah, maka hal-hal yang demikian itu selalu terjadi, sebentar timbul dan sebentar hilang atau bubar.
Begitu pula setelah Sayyidina Ali dibaiat sebagai Khalifah, dimana saat itu Muawiyah memberontak dari kepemimpinan Kholifah Ali, maka hal yang semacam itu timbul lagi, sehingga waktu itu ada kelompok Ali atau Syiah Ali dan ada kelompok Muawiyah atau syiah Muawiyah.
Jadi istilah syiah pada saat itu tidak hanya dipakai untuk pengikut atau kelompok Imam Ali saja, tapi pengikut atau kelompok Muawiyah juga disebut Syiah.
Argumentasi tersebut diperkuat dengan apa yang tertera dalam surat perjanjian atau Sohifah At-tahkim antara Imam Ali dengan Muawiyah, dimana dalam perjanjian tersebut disebutkan:

  هذا ما تقاضى عليه على بن ابى طالب ومعاوية بن ابى سفيان وشيعتهما                                    
( اصول مذهب الشيعة )                      
 
Ini adalah apa yang telah disepakati oleh Ali bin Abi Talib dan Muawiyah bin Abi Sufyan dan kedua Syiah mereka.
(Ushul Mazhab Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah)

Dengan demikian penyebutan kata syiah pada saat itu memang sudah ada, tetapi hanya dalam arti bahasa dan dasarnya hanya bersifat politik dan bukan landasan aqidah atau mazhab.
Adapun aqidah para sahabat saat itu, baik Imam Ali dan kelompoknya maupun Muawiyah dan kelompoknya, mereka sama-sama mengikuti apa-apa yang dikerjakan dan diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Hal ini dikuatkan oleh keterangan Imam Ali, dimana dalam suratnya kepada Ahli Amsor, beliau menceritakan mengenai apa yang terjadi antara beliau (Imam Ali) dengan Ahli Syam (Muawiyah) dalam perang Siffin sbb:

  كان بدء امرنا انا التقينا والقوم من اهل الشام، والظاهر ان ربنا واحد، ونبينا واحد،        ودعوتنا فى الاسلام واحد، ولا نستزيدهم فى الاسلام بالله والتصديق برسوله، ولا         يستزيدوننا، الامر واحد الا ما اختلفنا فيه من دم عثمان، ونحن منه براء
( نهج البلاغة- ٤٤٨ )         
 
Adapun mas’alah kita, yaitu telah terjadi pertempuran antara kami dengan ahli syam (Muawiyah dan Syiahnya).
Yang jelas Tuhan kita sama, Nabi kita juga sama dan da’wah kita dalam Islam juga sama. Begitu pula Iman kami pada Allah serta keyakinan kami kepada Rasulullah, tidak melebihi iman mereka, dan iman mereka juga tidak melebihi iman kami.
Masalahnya hanya satu, yaitu perselisihan kita dalam peristiwa terbunuhnya (Kholifah) Usman, sedang kami dalam peristiwa tersebut, tidak terlibat.”
(Nahjul Balaghoh – 448)

Selanjutnya, oleh karena permasalahannya hanya dalam masalah politik yang dikarenakan terbunuhnya Khalifah usman RA dan bukan dalam masalah aqidah, maka ketika Imam Ali mendengar ada dari pengikutnya yang mencaci maki Muawiyah dan kelompoknya, beliau marah dan melarang, seraya berkata:

  انى اكره لكم ان تكونوا سبابين ، لكنكم لو وصفتم اعمالهم، وذكرتم حالهم، كان اصوب    فى القول وابلغ فى العذر، وقلتم مكان سبكم اياهم، اللهم احقن دماءنا ودماءهم، واصلح
  ذات بيننا وبينهم   ( نهج البلاغة -٣٢٣)     
                                           
“ Aku tidak suka kalian menjadi pengumpat (pencaci-maki), tapi andaikata kalian tunjukkan perbuatan mereka dan kalian sebutkan keadaan mereka, maka hal yang demikian itu akan lebih diterima sebagai alasan. Selanjutnya kalian ganti cacian kalian kepada mereka dengan :
Yaa Allah selamatkanlah darah kami dan darah mereka, serta damaikanlah kami dengan mereka
(Nahjul Balaghoh – 323)

Demikian pengarahan Imam Ali kepada pengikutnya dan pecintanya. Jika mencaci maki Muawiyah dan pengikutnya saja dilarang oleh Imam Ali, lalu bagaimana dengan orang-orang Syiah sekarang yang mencaci maki bahkan mengkafirkan Muawiyah dan pengikut-pengikutnya, layakkah mereka disebut sebagai pengikut   Imam Ali
Kembali kepada pengertian Syiah dalam bahasa yang dalam bahasa Arabnya disebut Syiah Lughotan, sebagaimana yang kami terangkan diatas, maka sekarang ini ada orang-orang Sunni yang beranggapan bahwa dirinya otomatis Syiah. Hal mana tidak lain dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka akan hal tersebut. Sehingga mereka tidak tahu bahwa yang sedang kita hadapi sekarang ini adalah Madzhab Syiah atau aliran syiah atau lengkapnya adalah aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah (Ja’fariyyah).
Oleh karena itu, istilah Syiah Lughotan tersebut tidak digunakan oleh orang-orang tua kita (Salafunassholeh), mereka takut masyarakat awam tidak dapat membedakan antara kata syiah dengan arti kelompok atau pengikut dengan aliran syiah atau Madzhab Syiah. Hal mana karena adanya aliran-aliran syiah yang bermacam-macam, yang kesemuanya telah ditolak dan dianggap sesat oleh Salafunassholeh.
Selanjutnya salafunassholeh menggunakan istilah Muhibbin bagi pengikut dan pecinta Imam Ali dan keturunannya dan istilah tersebut digunakan sampai sekarang.
Ada satu catatan yang perlu diperhatikan, oleh karena salafunassholeh tidak mau menggunakan kata Syiah dalam menyebut kata kelompok atau kata pengikut dikarenakan adanya aliran-aliran Syiah yang bermacam-macam, maka kata syiah akhirnya hanya digunakan dalam menyebut kelompok Rofidhah, yaitu orang-orang Syiah yang dikenal suka mencaci maki Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar.
Sehingga sekarang kalau ada yang menyebut kata Syiah, maka
yang dimaksud adalah aliran atau madzhab Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah.
Memang dengan tidak adanya penerangan yang jelas mengenai Syiah Lughotan dan Syiah Madhhaban, maka mudah bagi orang-orang Syiah untuk mengaburkan masalah, sehingga merupakan kesempatan yang baik bagi mereka dalam usaha mereka mensyiahkan masyarakat Indonesia yang dikenal sejak dahulu sebagai pecinta keluarga Rasulullah SAW.

Apa yang dimaksud dengan aliran (madzhab)Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah itu ?

Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah adalah salah satu aliran Syiah dari sekian banyak aliran-aliran Syiah yang satu sama lain berebut menamakan aliran Syiahnya sebagai madzhab Ahlul Bait. Dan penganutnya mengklaim hanya dirinya saja atau golongannya yang mengikuti dan mencintai Ahlul Bait. Aliran Syiah inilah yang dianut atau diikuti oleh mayoritas (65 %) rakyat IRAN. Begitu pula sebagai aliran Syiah yang diikuti oleh orang-orang di Indonesia yang gandrung kepada Khumaini dan Syiahnya.
Apabila dibanding dengan aliran-aliran Syiah yang lain, maka aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ini merupakan aliran Syiah yang paling sesat (GHULAH) dan paling berbahaya bagi agama, bangsa dan negara pada saat ini.
Dengan menggunakan strategi yang licik yang mereka namakan TAGIYAH (berdusta) yang berakibat dapat menghalalkan segala cara, aliran ini dikembangkan.
Akibatnya banyak orang-orang yang beraqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah tertipu dan termakan oleh propaganda mereka, sehingga keluar dari agama nenek moyangnya (Islam) dan masuk Syiah.
Karena didasari oleh Ashobiyah atau kefanatikan yang mendalam, maka aliran ini cepat menjalar dan berkembang, terutama dikalangan awam Alawiyyin (keturunan nabi Muhammad) dan Muhibbin (pecinta mereka). Sehingga bagaikan penyakit kanker yang ganas sedang berkembang didalam tubuh yang sehat, yang ratusan tahun dikenal beraqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Sebenarnya bagi orang-orang yang berpendidikan agama, wabah ini tidak sampai menggoyahkan iman mereka, tapi bagi orang-orang yang kurang pengetahuan Islamnya, mudah sekali terjangkit penyakit ini.
Dalam situasi yang memprihatinkan ini, bangkitlah orang-orang yang merasa terpanggil untuk melawan dan memerangi aliran tersebut. Berbagai cara telah mereka tempuh, ada yang dengan jalan berceramah, ada yang dengan menulis, bahkan ada yang dengan jalan berdiskusi dan Alhamdulillah mendapat sambutan yang positif dari masyarakat dan dari pemerintah.
Berbeda dengan aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang penuh dengan saling hormat menghormati dan penuh dengan cinta mencintai serta penuh dengan maaf memaafkan karena berdasarkan Al Ahlaqul Karimah dan Al Afwa Indal Magdiroh (pemberian maaf disaat ia dapat membalas) serta Husnudhdhon (baik sangka), maka ajaran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah ini penuh dengan caci maki dan penuh dengan fitnahan-fitnahan serta penuh dengan laknat-melaknat, karena dilandasi dengan Suudhdhon (buruk sangka) dan dendam kesumat serta kefanatikan yang tidak berdasar.
Dapat kita lihat bagaimana mereka tanpa sopan berani dan terang-terangan mencaci maki para sahabat, memfitnah istri-istri Rasulullah SAW, khususnya Siti Aisyah, bahkan Rasulullah sendiri tidak luput dari tuduhan mereka.
Ajaran-ajaran Syiah yang meresahkan dan membangkitkan amarah umat Islam ini, membuat para ulama di seluruh dunia sepakat untuk memberikan penerangan kepada masyarakat. Ratusan judul kitab diterbitkan, berjuta kitab dicetak dengan maksud agar masyarakat mengetahui kesesatan Syiah dan waspada terhadap gerakan Syiah. Dalam menulis kitab-kitab tersebut para ulama kita itu mengambil sumber dan sandaran dari kitab-kitab Syiah (kitab-kitab rujukan Syiah), sehingga sukar sekali bagi orang-orang Syiah untuk menyanggahnya.
Selanjutnya dengan banyaknya beredar kitab-kitab yang memuat dan memaparkan kesesatan ajaran Syiah, maka banyak orang-orang yang dahulunya terpengaruh kepada Syiah, menjadi sadar dan kembali kepada aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Hal ini tentu tidak lepas hidayah dan inayah serta taufiq dari Allah SWT. Terkecuali orang-orang yang memang bernasib buruk, yaitu orang-orang yang sudah ditakdirkan oleh Allah sebagai orang Syagi (celaka dan sengsara).
Semoga kita dan keluarga kita digolongkan sebagai orang-orang yang Suada’ atau orang-orang yang beruntung yang diselamatkan oleh Allah dari aliran Syiah Imamiyah Itsna Asyariyah yang sesat dan menyesatkan.

INDAHNYA BERBAGI :) 
SEMOGA BERMANFAAT :)